JELAJAH PESONA DESA WISATA WAYANG BERSAMA ASTRA
Berbekal semangat dan hati yang bahagia, saya bersama Mbak Niken berboncengan menuju Joglo Omah Wayang, Sidowarno. Sebuah bangunan Joglo yang sarat dengan nuansa tradisional. Kami baru pertama kalinya mengunjungi Omah Wayang yang digadang-gadang sebagai Desa Wisata Wayang yang menjadi platform promosi kreatif nan edukatif. Perjalanan kami tempuh sekitar 30 menit dari Mayang, Gatak, Sukoharjo. Tentu mengandalkan gmaps agar tidak tersesat dan tepat sampai tujuan..
Tepat pukul 08.00 WIB kami sampai di Joglo Omah Wayang Sidowarno dan disambut ramah oleh Tim PT. Astra International dan Penakita sebagai penyelenggara Kampung Berseri Tour bersama rekan - rekan media Se - Solo Raya.
Perlu diketahui, Kampung Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten ini menjadi salah satu kampung binaan dari ratusan binaan lainnya di Indonesia. Dan menjadi salah satu Kampung Berseri Astra karena potensi wilayah tersebut sebagai sumber atau penghasil kerajinan wayang kulit yang telah dikenal hingga mancanegara.
doc. Istimewa |
Ternyata tidak hanya menjadi Kampung Wisata Wayang, Kampung Butuh disulap menjadi destinasi wisata yang kreatif & edukatif. Mulai dari workshop bagaimana alur produksi wayang kulit ( pengerokan kulit kerbau, tatah sungging), wisata jamu, memanah, sampai workshop payet kebaya. Tentu dengan eksis menjadi kampung wayang kulit, dapat meningkatkan laju perekonomian masyarakat.
Sebelum workshop dimulai, kami disuguhi dengan makanan khas desa, ada kacang rebus, pisang rebus, lapis ketan dan klepon. Dan juga minuman herbal, jahe anget sebagai pelepas dahaga. Usai menyantap menu khas desa, kami didampingi Berliana selaku Admin dari Omah Wayang Sidowarno untuk memulai beberapa workshop.
KAMPUNG BERSERI TOUR, WORKSHOP PEMBUATAN WAYANG
dok. Pribadi |
dok. Sillis |
Tour dimulai dari tempat pengerokan kulit, untuk pembuatan wayang, para pengrajin memakai kulit dari kerbau. Kulit tersebut didapatkan dari pengepul yang berasal dari Banyudono, Boyolali. Untuk dijadikan bahan baku wayang kulit, lembaran kulit kerbau tersebut harus melalui perendaman, penjemuran dan pengerokan untuk menghilangkan bulunya.
Lembaran kulit yang sudah kering tersebut direndam 1 hari, lalu kulit akan dipaku (dijembreng) di atas papan kayu selama 4 hari. Dengan tujuan agar kulit lebih kencang dan pengerokan maksimal. Kenapa tidak memakai kulit sapi? Menurut Hasan Sadi selaku pengrajin bahan baku wayang, kalau memakai kulit sapi, hasilnya melengkung, tidak seperti halnya kulit kerbau.
Hasil dari pengerokan kulit pertama, bisa digunakan sebagai pupuk. Pengerokan kedua bisa dijadikan bahan makanan, seperti krecek dan krupis, alias krupuk tipis.
Selanjutnya, kami diajak ke lokasi Jemparingan. Di mana kami semua diajarkan memanah. Ada beberapa pemandu yang melatih sampai busur benar-benar menancap di papan, ya meskipun tidak selalu tepat sich... Paling tidak, saya bisa begaya ala khas pewayangan... 😂
dok. Pribadi |
Tour berikutnya menuju lokasi Wisata Jamu. Nah, di wisata jamu ini kami bisa beristirahat sejenak sambil Njamu. Ada jamu temulawak, jamu kunyit, jamu jahe dan kunir asam. Beberapa tegukan membuat badan jadi bugar dan semangat untuk melanjutkan workshop lainnya.
Setelah itu kami diajak workshop Tatah Sungging.
dok. Pribadi |
Tatah Sungging adalah salah satu bidang seni kriya berupa pembuatan wayang kulit. Tatah berarti natah atau memahat dan sungging berarti melukis atau mewarnai. Dan makna yang terkandung pada Tatah Sungging adalah agung dan berwibawa. Dengan artian, sebuah penciptaan karya seni yang memberi kiasan agung dan berwibawa dari penokohan atau karakter wayang. Untuk pengerjaan tatah sungging ini memerlukan 23 jenis tatah dengan bentuk ujung yang berbeda - beda.
Saya tak bisa berkata apa² ketika melihat langsung pengerjaan tatah sungging ini. Pengrajin yang usianya tak muda lagi begitu trampil dan rasa pengabdian yang murni dalam menatah dan melukis. Amazing... Sungguh maha karya yang memesona...
dok. Pribadi |
Tour selanjutnya adalah mengunjungi lokasi Seni Payet. Payet Sidowarno adalah sentra payet dari tangan-tangan terampil pengrajin Dukuh Butuh, Desa Sidowarno, Wonosari, Klaten.Produk-produk kerajinan payet menghiasi baju pengantin tradisional.
dok. Pribadi |
Tour terakhir sebelum kembali ke Joglo Omah Wayang adalah mengunjungi tempat produksi kerajinan kaligrafi. Untuk kaligrafi tidak memakai kulit kerbau, tapi bahan dasarnya adalah kulit kambing. Seni kaligrafi ini dapat digunakan sebagai hiasan dinding, dibandrol harga mulai dari Rp. 50rb /kaligrafi.
dok. Pribadi |
PAKET WISATA DESA WISATA WAYANG SIDOWARNO
Untuk menikmati paket wisata di Desa Wisata Wayang sangat terjangkau. Mulai dari Paket Amerta dengan harga Rp. 40rb/orang sudah mendapat fasilitas workshop ngerok, natah, sungging, praktek melukis wayang di kertas dan pemandu. Harga ini berlaku untuk rombongan. Kalau perseorangan tarifnya Rp. 50rb/orang.
Ada juga Paket Ganesha, untuk rombongan dengan harga Rp. 55rb/orang, kalau perseorangan Rp. 65rb/orang. Fasilitasnya meliputi, Senjangi, Workshop ngerok, natah, sungging, praktek melukis wayang kulit 10x10 cm dan pemandu.
Nah ada juga Paket Bathara Wisnu, untuk rombongan dengan harga Rp. 130rb/orang, kalau perseorangan Rp. 140rb/orang. Dengan fasilitas, Senjangi, Workshop ngerok, natah, sungging, praktek melukis wayang kulit, panahan, jamu, makanan tradisional dan pemandu.
Gak heran kan, kalau Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten ini sebagai salah satu dari 75 Desa Wisata Terbaik di Anugerah Desa Wisata Indonesia ( ADWI ) 2023.
Berswafoto dulu bareng rekan - rekan media
Yuk, ajak keluarga, teman untuk mengunjungi Desa Wisata yang unik nan kreatif ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar